Wakil Presiden Filipina Dimakzulkan

Ditulis Oleh Muhammad Ashhabul Yamiin Pada Feb 2025

Wakil presiden Filipina, Sara Duterte, menyikapi pemakzulan dan menampik pengunduran jabatannya kendati aneka sangkaan yang dilayangkan terhadapnya.

Duterte enggan berkomentar mengenai isu pengunduran jabatan tersebut sebagai sikap untuk tetap menjadi Wakil Presiden Filipina agar memungkinkan manuver pencalonannya pada 2028 sebagai presiden dapat berjalan sesuai rencana.

Asal-usul pemakzulannya tersebut berakar dari tudingan skema pembunuhan presiden, Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr. Melalui konferensi pers virtual yang ia lakukan pada 23 November 2024 lalu, Wakil Presiden Filipina tersebut pernah mengutarakan pernyataan mengancam yang akan membuat nyawa Bongbong menghilang jika dia terbunuh dengan mengatakan, “Jangan khawatir dengan keamanan saya karena saya telah berbicara dengan seseorang. Saya telah mengatakan kepadanya, jika saya terbunuh, maka bunuhlah BBM (Bongbong, Presiden Filipina), Liza Araneta (Ibu Negara Filipina), dan Martin Romualdez (Ketua DPR). Ini bukan candaan, bukan candaan.” Sikap Duterte ini didasari karena perbedaan kebijakan luar negeri antara koalisi Bongbong dan Duterte. Belum lagi kontroversi perang narkoba yang disokong oleh presiden sebelumnya, yaitu ayah dari Sara Duterte, Rodrigo Duterte.

Dilansir dari CNN, koalisi Bongbong ternyata telah menginvestigasi operasi anti-narkoba yang dilakukan Mantan Presiden Filipina tersebut yang meregang 6.000 nyawa. Sara Duterte juga dituding oleh koalisi tersebut dengan tudingan melakukan tindak korupsi anggaran negara selama dia menjabat menjadi Menteri Pendidikan. Belum cukup sampai di situ, salah satu akar permasalahan dari pemakzulan Sara Duterte adalah ketidakberhasilannya terhadap determinasi yang dilakukan oleh Tiongkok di Laut Cina Selatan yang mencetuskan kecemasan akan adanya perselisihan antar negara.

Pada 19, 25, 31 Agustus 2024, kapal-kapal penjaga pantai Tiongkok dan Filipina sering saling bentur di Gumuk Pasir Sabina. Kedua negara tersebut memperebutkannya karena gumuk pasir tersebut disinyalir memiliki kandungan minyak dan gas, maka dari itu mereka saling klaim akan kedaulatan wilayah yang bagi Tiongkok gumuk pasir tersebut bernama Xianbin Jiao, sedangkan Filipina menyebutnya sebagai Escoda Shoal. Gumuk pasir ini merupakan akar pemakzulan yang unik, sebab Bongbong pernah membelanya berkenaan masalah teritorial ini. Dilansir dari Rappler, pada 12 April 2024, Presiden Filipina ini menyatakan bahwa determinasi Tiongkok terhadap negaranya bukanlah ranah tupoksi Sara Duterte sebagai Wakil Presiden dan Menteri Pendidikan, “Itu bukan tugas Wakil Presiden atau Menteri Pendidikan untuk bicara soal Tiongkok” saut Presiden Filipina tersebut. Kala itu Bongbong menyatakan pandangannya tentang Sara Duterte tentu punya kegelisahan yang intens tentang kaidah luar negeri negaranya, ia juga akan melakukan diskursus soal polemik ini dalam kolaborasi mereka sebagai duo nahkoda negara. Minimnya tanggapan dari Sara Duterte tentang sengketa Gumuk Pasir Sabina memuncratkan banyak pertanyaan dari berbagai pihak. Sempat diselamatkan oleh Presiden Filipina, tapi kini isu itu malah menjadi salah satu penyebab dari pemakzulannya.

Penyebab kontradiksi ini terjadi mungkin merefleksikan dinamika otoritas dalam pemerintahan mereka berdua yang di mana urgensi politik pribadi telah menjadi kepentingan utama di atas segalanya. Bagaimana tidak, Sara Duterte sebagai Wakil Presiden memiliki pengaruh politik yang mumpuni jika kita melihat latar belakangnya sebagai anak yang dilahirkan oleh Mantan Presiden dari periode sebelum pemerintahannya saat ini. Posisi Sara tentunya menjadi pedang bermata dua bagi Bongbong. Namun, nampaknya Presiden Filipina hanya ingin pedang bermata satu sebagai bentuk keperkasaannya di kancah perpolitikan Negeri Lumbung Padi. Pembelaannya terhadap Sara pada konflik yang terjadi antara Filipina dan Tiongkok tadi mungkin bertujuan untuk meredam konflik antara mereka berdua dalam pemerintahan. Namun, tatkala momentum menggulingkan jabatan Sara terbuka, maka disitulah Bongbong menggila. Bongbong mungkin melihat polemik yang awalnya dia bela ini sebagai critical eleven dalam dominasinya demi oligarki. Analisis skema Presiden Filipina ini berdasar dari sistem elektoral Filipina. Sistem disana menganut first-past-the-post yang mana presiden dan wakil presiden dipilih secara terpisah, tidak seperti di Indonesia yang presiden dan wakilnya sudah include dalam satu bundel. Kekurangan dari sistem ini telah terjadi kepada Sara dan Bongbong, kini mereka punya pandangan berbeda soal kebijakan yang menjurus ke konflik internal. Akan tetapi, Sara sepertinya berada dalam posisi yang merugikan karena ancaman yang dia lontarkan telah membuat Bongbong semakin di atas angin.

Menurut AP News, pemakzulan tersebut kemungkinan akan diselenggarakan pada bulan Juni nanti ketika kongres kembali dibuka. Namun, yang pasti dalam sidang paripurna di 5 Februari 2025 sudah ada 215 anggota DPR di sana telah sejalan untuk memakzulkannya. Jumlah anggota DPR yang setuju akan pencopotannya tersebut bahkan sudah melewati suara terendah yang diizinkan. Namun, penentuan masih menunggu 24 anggota senator lain yang membutuhkan sekitar 16 anggota dari senator saja agar vonis Sara Duterte ini benar-benar memiliki kejelasan.

Selang beberapa hari setelah deklarasi akan dimakzulkan, dirinya mengungkapkan tanggapannya soal pemakzulannya tersebut pada 7 Februari di OVP Central Office, Manila, melalui konferensi pers.

“Mengenai pemakzulan yang diajukan kepada saya, terlepas dari pernyataan saya sebelumnya mengenai rencana pemakzulan saya beberapa bulan terakhir. Satu-satunya hal yang dapat saya katakan pada saat ini adalah; Tuhan selamatkan Filipina,” tutur terdakwa pemakzulan tersebut.

Saat konferensi pers tersebut Sara Duterte juga sempat ditanya soal kemungkinan mundurnya dia sebagai Wakil Presiden dan dia pun menjawab, “Kami belum sampai di sana, hal itu terlalu dini untuk sekarang ini.”

Jika kita menarik kesimpulan dari pernyataannya tersebut, mungkin ini adalah salah satu strategi politik yang diterapkan dirinya untuk tetap berkancah di pemerintahan. Jika ditinjau dari Philstar, kemungkinan terbaik bagi dirinya hanyalah melawan yurisdiksi terhadap dirinya atau sekalian resign saja sebagai Wakil Presiden Filipina pra-deklarasi pelanggarannya agar dia bisa kembali mengusung dirinya pada putaran pemilu 2028. Sementara kemungkinan terburuk adalah hilangnya hak politik seumur hidup. Akankah Sara Duterte menjadi Wakil Presiden pertama di Filipina yang dimakzulkan? 

Profil Penulis:
Profile picture of Muhammad Ashhabul Yamiin

Muhammad Ashhabul Yamiin

Cenderung kaku, tidak tahu banyak tapi mau banyak tahu. Dasar anak baru.


Artikel Terkait

Cover for Paus Fransiskus Wafat di Usia 88 Tahun

Paus Fransiskus Wafat di Usia 88 Tahun

Ditulis Oleh

Asgar

pada

Apr 2025

Dunia tengah dirundung duka atas wafatnya Paus Fransiskus di usia 88 tahun. Kabar duka tersebut diumumkan oleh Tahta Suc

Cover for Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali Diberlakukan di SMA Mulai Tahun Ajaran 2025/2026

Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali Diberlakukan di SMA Mulai Tahun Ajaran 2025/2026

Ditulis Oleh

Asgar

pada

Apr 2025

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengumumkan bahwa sistem penjurusan di tingkat Sekolah Menengah Atas