Keadilan Islam dan Kesetaraan Gender?

Ditulis Oleh Rahmat Adnan Lira Pada Apr 2025

Ketika mendengar kata “feminisme,” mungkin sebagian dari kita langsung terbayang tentang perjuangan perempuan untuk kesetaraan. Namun, apakah kesetaraan selalu menjadi solusi terbaik? Sebagian orang mungkin merasa skeptis, dan berpendapat bahwa keadilan lebih relevan daripada kesetaraan. Mengapa? Karena laki-laki dan perempuan diciptakan dengan perbedaan yang tak terhindarkan, baik secara biologis maupun peran sosial. Jadi, haruskah kita memaksakan kesamaan dalam segala hal, atau justru mengupayakan keadilan yang menghargai perbedaan itu?

Mari kita coba untuk melihat bagaimana konsep keadilan dapat menjadi jawaban yang lebih ideal bagi perempuan, terutama ketika kita melihatnya dari perspektif Islam. Islam, dengan ajarannya yang penuh keseimbangan, memberikan pandangan menarik tentang keadilan, hak, dan perlindungan bagi perempuan.

Kesetaraan vs. Keadilan: Apa Bedanya?

Kesetaraan sering kali dimaknai sebagai memberikan perlakuan yang sama tanpa melihat perbedaan. Misalnya, laki-laki dan perempuan diberi tugas yang sama, upah yang sama, atau peluang yang sama, tanpa mempertimbangkan kondisi atau kebutuhan masing-masing.

Namun, keadilan berbeda. Keadilan tidak hanya melihat kesamaan, tetapi juga mempertimbangkan apa yang dibutuhkan oleh setiap individu agar mereka dapat mencapai potensi terbaik mereka. Dalam praktiknya, keadilan bisa berarti memberikan perlakuan yang berbeda sesuai kebutuhan, bukan karena diskriminasi, melainkan untuk menciptakan keseimbangan.

Contoh sederhana:

Perempuan membutuhkan cuti melahirkan karena mereka memiliki peran biologis yang tidak dimiliki laki-laki. Menyediakan cuti melahirkan bukanlah bentuk ketidaksetaraan, melainkan keadilan. Dengan keadilan, perempuan mendapatkan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Islam dan Keadilan bagi Perempuan

Dalam Islam, keadilan adalah prinsip yang mendasari seluruh aspek kehidupan, termasuk perlakuan terhadap perempuan. Sejak lebih dari 1.400 tahun yang lalu, Islam sudah menetapkan hak-hak perempuan yang di banyak budaya lain baru diakui belakangan ini. Berikut adalah beberapa contohnya:

  1. Hak atas Pendidikan. Islam mewajibkan pendidikan bagi semua umat, baik laki-laki maupun perempuan. Rasulullah SAW bahkan bersabda, "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." Ini menunjukkan betapa Islam menghargai kemampuan intelektual perempuan.

  2. Perlindungan Harta dan Kehormatan. Islam memberikan perempuan hak untuk memiliki, mengelola, dan mewarisi harta. Selain itu, perempuan juga dilindungi dari eksploitasi dan pelecehan, dengan aturan-aturan yang jelas tentang perlakuan terhadap mereka.

  3. Peran yang Dihormati. Sebagai seorang ibu, perempuan mendapatkan penghormatan yang luar biasa. Rasulullah SAW bahkan menegaskan pentingnya ibu dengan menyebutnya sebanyak tiga kali sebelum ayah dalam sebuah hadits. Peran ini tidak hanya dihargai, tetapi juga didukung dengan kewajiban suami untuk memberikan nafkah dan perlindungan.

Mengapa Keadilan Lebih Ideal?

Keadilan dalam Islam tidak memaksakan perempuan untuk melakukan apa yang dilakukan laki-laki, atau sebaliknya. Malah, keadilan berusaha memahami dan menghormati perbedaan itu. Misalnya, laki-laki diwajibkan menjadi pencari nafkah, sementara perempuan memiliki kebebasan untuk bekerja atau tidak. Ini bukan soal membatasi, melainkan memastikan setiap orang dapat menjalankan perannya tanpa tekanan yang tidak perlu.

Keadilan juga membantu kita mengatasi stereotip yang membatasi. Dalam banyak masyarakat, laki-laki sering diharapkan untuk selalu kuat dan tidak menunjukkan emosi (istilah yang tren laki-laki tidak bercerita/menangis). Padahal siapa saja punya hak untuk menunjukkan kelemahan itu.

Penutup

Ketika kita membahas keadilan bagi perempuan, konsep ini bukan tentang membuat semua orang sama, melainkan memberikan hak, peluang, dan perlakuan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Islam telah memberikan landasan yang kuat untuk keadilan ini, dengan menghormati peran dan tanggung jawab masing-masing gender.

Jadi, daripada memaksakan kesetaraan mutlak, mungkin kita perlu memikirkan ulang apa yang benar-benar kita butuhkan: keadilan yang menghormati perbedaan, menciptakan keseimbangan, dan memperkuat harmoni di masyarakat. Karena pada akhirnya, keadilan adalah kunci menuju kebahagiaan dan kedamaian bersama.

Profil Penulis:

Rahmat Adnan Lira

salah satu peliput media suara indonesia


Artikel Terkait

Cover for Bahaya Makanan dan Minuman Manis Berlebih untuk Anak

Bahaya Makanan dan Minuman Manis Berlebih untuk Anak

Ditulis Oleh

Rahmat Adnan Lira

pada

Apr 2025

Siapa yang tidak suka makanan dan minuman manis? Anak-anak sering kali sulit menolak cokelat, permen, atau minuman berso

Cover for Dampak Perubahan Kebijakan Kurikulum

Dampak Perubahan Kebijakan Kurikulum

Ditulis Oleh

Rahmat Adnan Lira

pada

Apr 2025

Perubahan kurikulum di Indonesia bukan lagi hal yang baru. Sejak era kemerdekaan hingga sekarang, kebijakan kurikulum te