Belakangan ini, media sosial diramaikan dengan tren #KaburAjaDulu yang mencerminkan keresahan banyak warga Indonesia, terutama generasi muda. Tagar ini menjadi viral di berbagai platform, seperti X, TikTok, dan Instagram. Hal itu menarik perhatian publik serta memicu diskusi luas mengenai situasi ekonomi, sosial, dan politik di dalam negeri.
Tagar #KaburAjaDulu berawal dari ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai kebijakan pemerintah. Salah satu yang menjadi sorotan saat ini adalah kebijakan efisiensi anggaran secara besar-besaran oleh Presiden Prabowo Subianto. Pemangkasan anggaran yang mencapai Rp306,69 triliun atau sekitar 10% dari APBN 2025 ini berdampak pada berbagai sektor. Hal ini semakin memperkuat sentimen negatif di kalangan masyarakat yang merasa bahwa kebijakan tersebut memperburuk kondisi sosial dan ekonomi di dalam negeri.
Selain itu, meningkatnya biaya hidup, sulitnya mencari pekerjaan, serta ketidakpastian ekonomi menjadi faktor utama yang mendorong munculnya tagar ini. Banyak warganet merasa pesimis terhadap masa depan di Indonesia dan mulai mempertimbangkan untuk mencari peluang yang lebih baik di luar negeri. Fenomena ini juga diperkuat oleh banyaknya konten dari influencer dan content creator yang membagikan pengalaman mereka bekerja, kuliah, atau merintis usaha di luar negeri sehingga semakin mendorong minat masyarakat untuk mencari alternatif di luar Indonesia.
Tren ini bukan sekadar ajakan untuk pindah ke luar negeri, melainkan juga bentuk protes terhadap kondisi yang dianggap stagnan dan tidak mendukung kesejahteraan masyarakat. Banyak orang merasa bahwa sistem di Indonesia tidak memberikan kepastian dalam hal pekerjaan, transparansi, dan masa depan yang lebih baik. Sebaliknya, negara-negara lain dinilai menawarkan kesempatan kerja yang lebih jelas serta sistem yang lebih transparan dan adil.
Tidak sampai di situ, tagar ini juga sering dikaitkan dengan #IndonesiaGelap yang menggambarkan pesimisme sebagian masyarakat terhadap kondisi negara. Keinginan untuk menetap di luar negeri juga didorong oleh persepsi bahwa negara lain memiliki sistem yang lebih baik dalam mengelola pajak dan pelayanan publik. Meskipun pajak di beberapa negara tinggi, masyarakat tetap merasa diuntungkan karena dana tersebut digunakan secara transparan untuk kepentingan warga.
Tagar #KaburAjaDulu semakin ramai diperbincangkan seiring dengan ketidakpastian politik dan ekonomi di Indonesia. Mengingat realitas lapangan kerja yang dihadapi masyarakat masih jauh dari harapan. Dari fenomena tersebutlah sehingga tagar ini menjadi viaral di media sosial.
Fenomena ini menyoroti pentingnya perbaikan kebijakan yang lebih berpihak kepada rakyat, terutama dalam hal penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan. Pemerintah diharapkan dapat memberikan solusi konkret agar generasi muda tidak kehilangan harapan dan memilih meninggalkan Indonesia demi mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri.
Dengan meningkatnya tren ini, penting bagi pemerintah dan pemangku kebijakan untuk memperhatikan aspirasi masyarakat serta menghadirkan kebijakan yang lebih inklusif dan berpihak kepada kepentingan rakyat. Jika tidak, fenomena serupa mungkin akan terus berlanjut, mencerminkan ketidakpuasan yang semakin meluas di kalangan masyarakat Indonesia.