Esensi Saran Ahmad Dhani, Dari Bias Ras Hingga Mak Comblang Demi Timnas Indonesia Yang Lebih Mempuni

Ditulis Oleh Muhammad Ashhabul Yamiin Pada Mar 2025

Saran Ahmad Dhani perihal naturalisasi pemain tim nasional Indonesia memiliki pendekatan yang eksentrik dalam mendulang revolusi pada kesebelasan.

Politikus perwakilan dari partai Gerindra sekaligus pemrakarsa Dewa 19 tersebut menyarankan untuk mengurangi pemain berketurunan yang diindikasikan sebagai keturunan Eropa, sebab secara visual akan terlihat jomplang jika dipadukan dengan para pemain lokal lainnya. Maka dari itu, beliau menyarankan untuk mencari keturunan yang memiliki ciri-ciri fisik serupa dengan pemain lokal.

“Usul saya, kurangilah pemain yang bule. Dalam tanda kutip, yang rasnya bule, ya. Rambut pirang, mata biru, karena menurut saya untuk Indonesia itu kurang enak dilihat. Kalau bisa dicari yang mungkin dari yang rasnya mirip dengan kita. Entah itu dari Korea atau dari Afrika, yang mirip-mirip kita gitu.”

Kembali Ahmad Dhani mengusulkan untuk menjodohkan wanita-wanita Indonesia dengan pemain-pemain sepak bola berumur dari luar negeri yang nantinya akan dinaturalisasi. Berdasar dari perjodohan itu, diharapkan para buah hati dari hasil perjodohan tersebut nantinya akan menjadi pemasok pemain timnas yang berkualitas. Ditambah lagi, apabila para pemain sepak bola berumur yang ditargetkan untuk dinaturalisasi berkeyakinan Islam, nantinya mereka dapat memanfaatkan aturan poligami agar mampu menyediakan banyak stok pemain berketurunan yang berkualitas.

“Kita cari dari laki-laki aja, apalagi kalo Muslim kan bisa 4 istrinya, pak. Jadi kemungkinan ada pemain Arab, Aljazair, Maroko. Banyak pemain jago-jago yang mungkin udah tua kita naturalisasi, pak. Dicarikan istri disini, lalu anaknya kita bina, itu pasti yakin hasilnya akan lebih baik karena dia Indonesian born.

Saran out of the box yang diakuinya sendiri itu pada 5 Maret 2025 di pukul 14:35 memancing gelak tawa Anggota DPR Komisi X yang sedang membahas rekomendasi pemberian kewarganegaraan Republik Indonesia terhadap calon pemain timnas, yaitu Joey Mathijs Pelupessy, Emil Audero Mulyadi, dan Dean Ruben James.

Saran Ahmad Dhani mungkin sedikit bernada rasis sebab memihak kepada suatu ras tertentu dengan memaparkan bias fisik terhadap ras yang akan ditargetkan untuk dinaturalisasi, ini bertolak belakang dengan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia yang memaknai perbedaan suku, agama, serta budaya yang tetap menyatu. Disamping itu juga, pada statement kedua pencipta lagu “Elang” tersebut bernuansa misoginis dikarenakan mengenyampingkan atau mungkin bisa disebut menyamaratakan perasaan-perasaan para wanita Indonesia dengan mudahnya melontarkan program mak comblang. Sebab persoalan ini masuk ke ranah perasaan interpersonal, apalagi hingga menjurus ke jenjang yang lebih serius seperti pernikahan. Pernikahan merupakan persoalan yang kompleks dan lebih dari sekedar menciptakan pemain keturunan yang berkualitas. Tidak semua wanita Indonesia mau dijodohkan, walaupun tidak menutup kemungkinan juga jika banyak yang berminat.

Namun, pandangan perjodohan yang ditambah dengan pemanfaatan kaidah poligami yang mengatasnamakan Islam mencerminkan kedangkalan berpikir tentang betapa terhormatnya martabat serta hak pilihan hidup wanita-wanita Indonesia. Jika ditarik lebih dalam lagi, saran tersebut mengintegrasikan aspek eksploitasi anak. Saran perjodohan tersebut ditujukan untuk melahirkan anak-anak yang akan bermain sebagai pemain timnas, sedangkan anak-anak seharusnya memiliki trayektori kehidupan mereka sendiri tanpa disetir oleh program pemerintah yang belum tentu anak-anak tersebut nanti minati. Jika menginginkan pemain timnas yang berkualitas, perjodohan bukanlah satu-satunya jalan yang krusial. Ada banyak aspek lain seperti pembinaan sepak bola sejak dini dan sistem persepakbolaan Indonesia yang optimalisasi. 

Profil Penulis:
Profile picture of Muhammad Ashhabul Yamiin

Muhammad Ashhabul Yamiin

Cenderung kaku, tidak tahu banyak tapi mau banyak tahu. Dasar anak baru.


Artikel Terkait

Cover for Paus Fransiskus Wafat di Usia 88 Tahun

Paus Fransiskus Wafat di Usia 88 Tahun

Ditulis Oleh

Asgar

pada

Apr 2025

Dunia tengah dirundung duka atas wafatnya Paus Fransiskus di usia 88 tahun. Kabar duka tersebut diumumkan oleh Tahta Suc

Cover for Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali Diberlakukan di SMA Mulai Tahun Ajaran 2025/2026

Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali Diberlakukan di SMA Mulai Tahun Ajaran 2025/2026

Ditulis Oleh

Asgar

pada

Apr 2025

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengumumkan bahwa sistem penjurusan di tingkat Sekolah Menengah Atas