Bank yang melayani transaksi emas telah diresmikan di Indonesia. Bank emas akan mencatat tonggak pencapaian negara ini dalam pertumbuhan ekonomi dan pengendalian emas. Sebagai langkah nyata dari pencapaian tersebut, Presiden Prabowo Subianto mengukuhkan layanan bank emas batangan Indonesia di The Gade Tower, Jakarta pada 26 Februari 2025, setelah mendapatkan restu dari OJK untuk PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan Pegadaian.
Pegadaian sendiri telah lama memberikan layanan bank emas yang bermula sejak 23 Desember 2024, hal tersebut didasari oleh Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 17 tahun 2024. Sementara, BSI baru mendapatkan izin layanan ini pada 12 Februari 2025 dan menjadi bank syariah pertama yang memberikan pelayanan bank emas. Berikut adalah layanan-layanan bank emas dari kedua anak usaha BUMN tersebut:
Pegadaian
1. Deposito Emas
Layanan investasi ini akan menyimpan dan mengelola emas, lalu keuntungan dari investasi tersebut akan diberikan dalam bentuk emas. Investasi ini memiliki tenor 6, 9, sampai 12 bulan yang bisa diawali dengan pengajuan awal senilai 5 gram emas.
2. Pinjaman Modal Kerja Emas
Layanan ini memberikan pinjaman dalam bentuk emas batangan dengan interval waktu tertentu demi memenuhi kebutuhan modal kerja atau kebutuhan produksi. Dengan suku bunga yang bersaing, emas yang dipinjamkan juga sudah terakreditasi SNI dan LBMA.
3. Perdagangan Emas
Layanan ini adalah layanan jual beli emas dengan harga yang kompetitif. Selisih antara tarif jual dan belinya yang rendah juga akan menguntungkan bagi nasabah retail dan korporat. Kualitas emas pada layanan ini juga sama dengan layanan Pinjam Modal Kerja Emas, sama-sama berkualitas SNI dan LBMA
4. Titip Emas Korporasi
Ditujukan untuk korporasi yang memerlukan wadah penyimpanan emas yang luas, aman dan berstandar internasional. Fasilitas ini memiliki biaya yang relatif murah dan ditambah lagi dengan uji kadar emas untuk memastikan kemurnian dan nilai emas yang disimpan.
Bank Syariah Indonesia
1. BSI Gold
Layanan yang melancarkan pembelian emas secara tunai dan cicil dengan harga yang ekonomis.
2. BSI Emas Digital
Layanan transaksional dan titip emas melalui aplikasi BYON by BSI agar memudahkan transaksi kapan dan di mana saja. Selain itu, ada juga fitur Transfer Emas dan Cetak Fisik Emas pada aplikasi tersebut. Transfer Emas dapat menyalurkan emas antar pengguna, sedangkan Cetak Fisik Emas dapat memungkinkan pengguna menarik simpanan emas yang telah ditabung.
3. BSI ATM Emas
Hampir mirip dengan mesin ATM pada umumnya, ATM dari BSI ini dapat memudahkan pengguna dalam membeli emas dan mencetak emas. Untuk saat ini, BSI ATM Emas hanya tersedia pada empat titik di Kota Jakarta.
Dengan disediakannya layanan bank emas batangan ini, Indonesia diestimasikan memiliki potensi PDB sekitar Rp245 triliun, menyediakan 1,8 juta lapangan kerja, dan mengakselerasi cadangan devisa dengan cara mentadbir emas di dalam negeri.
Presiden Prabowo mengungkapkan, “Kita harapkan bahwa ini akan meningkatkan produksi domestik bruto kita ya, kalau tidak salah bisa menambah Rp245 triliun, kemudian akan membuka lapangan kerja 1,8 juta baru, memperluas devisa, membantu menghemat devisa negara karena dari hulu hingga hilir emas akan diolah dan disimpan di dalam negeri dan tidak mengalir ke luar negeri, meningkatkan juga pengendalian stabilitas moneter melalui mekanisme likuiditas emas pada bank emas serta melakukan transaksi emas di dalam negeri.”
Presiden Indonesia memasukan emas batangan ke dalam treasure box sebagai tanda peresmian layanan bank emas pertama di Indonesia.
Foto: Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden
Menurut Erick Thohir selaku Menteri BUMN, Indonesia sendiri berada pada posisi ke-6 di tingkat internasional dalam cadangan emas dengan sekitar 2.600 ton, tetapi masih tertinggal dari cadangan Singapura sebesar 78,3 ton, menunjukkan potensi pertumbuhan dalam industri emas. Dengan meningkatkan cadangan emas melalui bank emas, layanan tersebut akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8%. Maka dari itu, kepercayaan masyarakat berusaha direnggut oleh pemerintah dengan layanan bank emas ini, sebab masih banyak masyarakat Indonesia menyimpan emas dengan cara konvensional. Menteri BUMN tersebut kembali mengungkapkan, "Di masyarakat ini juga beredar kurang lebih 1.800 ton emas, ada yang di bawah bantal. Ada yang di toilet, dibaliknya ada batu bata, dimasukin ke dalam situ. Itu realitas.”