7 April 2025 menjadi tanggal historis untuk Mark yang menerbitkan album solo perdananya, The Firstfruit. Dalam kurun waktu berkarir yang panjang dalam formasi NCT, NCT 127, NCT Dream, NCT U, dan SuperM, akhirnya Mark menyuguhkan karya solonya kepada para pengagum. Album ini disebarkan ke seluruh platform musik pada pukul 18.00 waktu Korea Selatan, dilanjutkan dengan showcase spesial pada pukul 20:00 di FB Theater, Seongsu Cultural and Art Centre.
The Firstfruit mengangkat pengalaman hidup Mark sendiri yang melingkup empat kota krusial baginya yaitu: Toronto, New York, Vancouver, dan Seoul. Album yang bermuatan 13 lagu ini menjadi kontemplasi pengalaman personalnya sebagai Mark Lee sekaligus pengalaman profesionalnya sebagai seorang sang artis yang dikenal dengan nama panggung Mark.
Lead single yang menjadi gambaran album solo perdananya adalah “1999”. Lagu ini memiliki tempo energik yang terpengaruhi oleh nuansa hip-hop serta R&B ala tahun 90-an. Dengan lirik yang menggebu seperti “열년째 키운 내 dream, 소박할 리 없지” di bagian verse pertama, Mark seakan ingin menunjukkan pencapaiannya yang telah ia bangun selama satu dekade kehidupan. Tidak hanya mengenang masa lalu, lagu ini juga menatap masa depan Mark yang ingin terus melangkah maju menjadi yang terbaik, itu tersirat pada bagian bridge, “I’ll leave the ninety-nine just to get the one.”
Secara keseluruhan, lagu ini menggambarkan kehidupan Mark dari awal hingga masa depan dengan pembawaan aransemen yang unik untuk didengar tanpa terdengar membosankan seperti mendengar riwayat hidup yang kaku. Dikutip dari situs resmi SM Entertainment, interpretasi potongan-potongan lirik tersebut mungkin selaras dengan apa yang Mark jawab ketika ditanya oleh agensinya sendiri perihal lagunya itu.
“Alasan terbesar saya memilih ‘1999’ sebagai judul lagu adalah liriknya. Secara musikal, itu adalah genre yang menarik karena tidak terduga, tetapi saya yakin bahwa itu adalah lagu yang sangatlah cocok dengan album tersebut yang liriknya berisi autobiografi. Liriknya adalah cara yang menyenangkan untuk mengekspresikan ambisi saya dan konsep 1999, jadi harap dengarkan baik-baik.”
Selain “1999” salah satu lagu yang mendalam pada album ini adalah “Mom’s Interlude.” Sesuai dengan judul lagu tersebut, lagu ini berisi instrumental piano ciptaan ibunya yang ditambah dengan percakapan antara dia dan ibunya. Apabila diterjemahkan, pada setengah percakapan tersebut Mark mengatakan,
“Apa yang Anda pikir ketika pertama kali mendengar albumku akan bertemakan sesuatu yang spiritual?”
Ibunya pun menjawab, “Aku bersyukur aku tak perlu khawatir lagi tentang mu lagi.”
Percakapan dalam lagu itu menunjukkan kedekatan antara ibu dan anak serta betapa besar pengaruh ibunya Mark terhadap dirinya dalam bermusik. Soal lagu itu, Mark menjelaskan, “Jika saya harus memilih orang yang memiliki pengaruh terbesar terhadap saya, mungkin itu adalah ibu saya. Ibu saya mengambil jurusan piano sejak dulu kala hingga saat ini, setiap kali saya memiliki pertanyaan tentang piano, akord, atau lembaran musik, saya selalu meminta saran padanya. Jadi, secara alami terlintas dalam pikiran saya bahwa alangkah baiknya jika ada lagu yang dimainkan oleh ibuku dalam album yang penuh dengan kisah-kisah autobiografi. Saya rasa, bisa menyertakan lagu bersama ibu saya di album solo pertama saya merupakan pengalaman yang jauh lebih berarti dan berharga dari yang saya kira.”
Album ini bukan sekadar sarana hiburan untuk telinga pendengar, melainkan juga sebagai transmisi energi positif. “Saya ingin menciptakan musik yang autentik. Saya berharap album ini dapat memberi para pendengar waktu untuk mengatur napas dan sedikit hiburan atau energi untuk menjalani era ini,” harap Mark pada albumnya.