Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan 12 kebijakan pendorong daya saing untuk transformasi ekonomi Indonesia. Salah satu dari kebijakan tersebut adalah optimalisasi pengelolaan BUMN melalui konsolidasi ke dalam suatu dana investasi nasional bernama Danantara
Presiden Prabowo Subiannto resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara hari ini, Senin (24/2/2025). Lembaga yang digadang-gadang akan menjadi super holding dan mengelola aset-aset BUMN.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) adalah badan pengelola investasi strategis yang mengonsolidasikan dan mengoptimalkan investasi pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Nama ”Daya Anagata Nusantara” diberikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. "Daya" berarti energi, "Anagata" berarti masa depan, dan "Nusantara" merujuk pada Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang secara keseluruhan mencerminkan kekuatan dan potensi masa depan Indonesia.
Untuk mencapai tujuan strategisnya, Danantara Indonesia berkomitmen untuk mendorong transformasi ekonomi dengan pendekatan profesional dan menerapkan good governance. Danantara Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi aset, menarik investasi global, dan memperkuat daya saing Indonesia di sektor strategis sehingga menciptakan kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
Danantara pada tahap awal akan menaungi setidaknya tujuh BUMN jumbo, yakni:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.,
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.,
PT PLN (Persero),
PT Pertamina (Persero),
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.,
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.,
PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID.
"Pada hari ini hari Senin tanggal 24 Februari 2025 saya Presiden Republik Indonesia menandatangani Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2025 tentang Organisasi dan Tata Kelola Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara," ujar Prabowo, Senin (24/2/2025).
Selanjutnya, dirinya juga menandatangani Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2025 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana Badan Pengelola Investasi dan Daya Anagata Nusantara.
Prabowo menjelaskan gelombang pertama investasi mencapai US$ 20 miliar akan dikucurkan dalam kurang lebih 20 proyek strategis bernilai miliaran dolar dan akan difokuskan dalam hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat data kecerdasan buatan, kilang minyak pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein akuakultue, dan EBT.
"Inilah sektor-sektor yang akan menentukan masa depan kita, ketahanan, dan kemandirian bangsa," jelas Prabowo Subianto.
Lebih lanjut, Prabowo menegaskan pembentukan Danantara menandai era baru dari BUMN.
"Danantara bukan hanya entitas bisnis tapi juga aset nasional yang akan jadi agen pembangunan dan pertumbuhan, fundamental ekonomi dan kesejahteraan rakyat," tegasnya.
Dirinya menyebut dengan pembentukan Danantara, BUMN harus beroperasi dengan standar tinggi, tata kelola terbaik, dan inovasi gagasan besar. Selain itu, aspek transparansi dan kemajuan teknologi harus tetap diperkuat, sekaligus menjaga disiplin kehati-hatian dan komitmen Indonesia terhadap tata kelola yang baik dan pengelolaan yang bertanggung jawab.
Jika mengacu pada 7 perusahaan saja, dari penggabungan total aset 7 BUMN tersebut, maka dana kelolaan Danantara pada tahap awal ini akan mencapai Rp9.000 triliun. Sementara itu, evaluasi awal badan ini lebih dari US$900 miliar Aset Dalam Pengelolaan (AUM), atau setara Rp14.710 triliun (Rp16.345/US$).
"Danantara akan menginvestasikan sumber daya alam dan aset negara kita ke dalam proyek-proyek yang berkelanjutan dan berdampak tinggi di berbagai sektor seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, produksi pangan, dan lain-lain," kata Prabowo.
Dengan kelolaan dana US$900 miliar, maka Danantara akan menjadi salah satu SWF terbesar di dunia dengan bertengger diperingkat tujuh. Posisinya akan berada di atas SWF Qatar dengan nilai US$526,05 miliar dan Hong Kong senilai US$514,35. Bahkan GIC Private Limited pun berada satu tingkat di bawah Danantara dengan dana kelolaan sebesar US$800,8 miliar.
Danantara saat ini masuk 10 besar sebagai badan pengelolaan investasi di dunia, bahkan menurut data swfinstitute.org seperti dilansir melalui laman CNBC Indonesia, Danantara Indonesia bersaing dengan sejumlah badan investasi di beberapa negara.
Diatas Danantara Indonesia ada nama-nama, seperti Norway Government Pension Fund Global, China Investment Corporation, SAFE Investment Company, Abu Dhabi Investment Authority, hingga Kuwait Investment Authority.
Sedangkan dibawah Danantara Indonesia, yang di mana total aset masih dibawah sekitar $980.00 M, ada nama-nama, seperti Public Investment Fund, GIC Private Limited, Qatar Investment Authority, hingga Hong Kong Monetary Authority Investment Portfolio.