Apa Itu Konklaf?

Ditulis Oleh Asgar Pada May 2025

Setelah meninggalnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025, Gereja Katolik memasuki periode sede vacante, yaitu masa ketika takhta kepausan kosong. Periode ini menandakan berakhirnya masa kepemimpinan satu paus dan membuka kesempatan untuk memilih pemimpin baru. Dalam kondisi ini, perhatian dunia tertuju pada proses konklaf, sebuah tradisi yang telah berlangsung berabad-abad untuk memilih pemimpin tertinggi Gereja Katolik yang baru. Kardinal-kardinal dari berbagai belahan dunia berkumpul di Vatikan untuk memilih paus baru, sebuah peristiwa yang penuh dengan makna spiritual dan historis.

Sebanyak 135 kardinal dari 71 negara memiliki hak untuk dipilih sebagai pengganti Paus Fransiskus. Salah satu kardinal yang berhak dipilih adalah Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, yang merupakan salah satu kardinal asal Indonesia. Hanya kardinal yang berusia di bawah 80 tahun yang dapat dipilih untuk menjadi paus. Mereka akan berkumpul di Vatikan dan melakukan pemilihan paus yang tidak ditentukan waktunya. Dari 135 kardinal, dua menyatakan tidak dapat hadir, sehingga jumlah kardinal yang hadir di Kapel Sistina adalah 133 orang. Hal ini berarti seorang calon paus harus memperoleh minimal 89 suara untuk terpilih. Sebagian besar kardinal berasal dari Italia dan Eropa, dengan 17 kardinal dari Italia.

Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan konklaf dalam pemilihan paus baru? Yuk, Sobat Media simak penjelasan berikut ini:

Apa itu Konklaf?

Konklaf berasal dari bahasa Latin cum clave, yang berarti "dengan kunci". Istilah ini merujuk pada praktik penguncian para kardinal dalam sebuah ruangan tertutup untuk memilih paus baru tanpa gangguan dari pihak luar. Penguncian ini dimaksudkan untuk menjaga kerahasiaan dan kebebasan pemilihan, sehingga tidak ada pihak luar yang bisa mempengaruhi keputusan yang diambil oleh para kardinal. Tradisi konklaf dimulai pada abad ke-13 ketika Paus Gregorius X menetapkan prosedur ini untuk mencegah campur tangan politik dalam pemilihan paus. Sejak saat itu, konklaf menjadi prosedur yang tetap diikuti dalam pemilihan paus, menjaga kekudusan dan integritas proses tersebut.

Kapan Pelaksanaan Konklaf?

Konklaf pada tahun ini akan berlangsung pada 7 Mei 2025, setelah meninggalnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025. Selama periode kosongnya takhta kepausan, posisi tersebut sementara diisi oleh Camerlengo, yang bertugas mengelola Takhta Suci hingga seorang paus baru terpilih. Sesuai dengan kesepakatan antara kardinal di Vatikan, konklaf harus diadakan dalam waktu 15 hingga 20 hari setelah kematian paus.

Proses Konklaf

Konklaf biasanya dimulai dalam 15 hingga 20 hari setelah wafatnya paus, memberi kesempatan bagi kardinal-kardinal dari seluruh dunia untuk berkumpul di Vatikan. Proses ini dimulai dengan Misa khusus yang dikenal sebagai Missa pro eligendo Pontifice di Basilika Santo Petrus. Setelah Misa, kardinal-kardinal akan memasuki Kapel Sistina dan dikunci di dalamnya. Selama konklaf, mereka tidak diperkenankan berkomunikasi dengan dunia luar, baik melalui telepon maupun internet, untuk memastikan kerahasiaan dan keutuhan proses pemilihan.

Pemungutan suara dilakukan hingga empat kali sehari: dua kali di pagi hari dan dua kali di sore hari. Seorang calon paus harus memperoleh dua pertiga suara dari total kardinal yang hadir agar dapat terpilih.

Simbol Asap dan Pengumuman Paus Baru

Setiap selesai pemungutan suara, hasilnya diumumkan melalui asap yang keluar dari cerobong Kapel Sistina. Asap hitam menandakan bahwa paus baru belum terpilih, sedangkan asap putih menandakan bahwa paus baru telah dipilih. Setelah terpilih, paus baru akan mengenakan jubah putih di "Ruang Air Mata" dan muncul di balkon Basilika Santo Petrus untuk memberikan berkat pertama kepada umat Katolik di seluruh dunia. Pengumuman resmi akan dilakukan dengan kalimat "Habemus Papam", yang berarti "Kita memiliki Paus".

Konklaf bukan hanya sebuah proses administratif, melainkan juga ritual sakral yang mencerminkan spiritualitas dan tradisi Gereja Katolik. Proses ini melibatkan kardinal-kardinal yang terkunci dalam ruang konklaf, berdoa dan bermeditasi, untuk memastikan keputusan yang diambil adalah yang terbaik bagi Gereja. Melalui konklaf, Gereja memastikan bahwa pemilihan paus dilakukan dengan penuh doa, refleksi, dan kebijaksanaan, untuk menjaga kesinambungan kepemimpinan spiritual yang memberikan kedamaian dan arah bagi umat Katolik di seluruh dunia.

Dilansir dalam laman United States Conference of Catholic Bishops, berikut prosedur konklaf paus baru:

Prosedur Konklaf Paus Baru

Tahapan Awal: Misa dan Penguncian

Tahapan awal dimulai dengan Misa khusus Missa pro Eligendo Pontifice di Basilika Santo Petrus pada pukul 10 pagi waktu Vatikan, yang dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re, Dekan Dewan Kardinal. Setelah Misa, para kardinal elektor yang berjumlah 133 orang pada tahun ini akan berjalan dalam prosesi menuju Kapel Sistina dalam keheningan litani para santo, menyanyikan "Veni, Creator Spiritus" sebagai permohonan kepada Roh Kudus.

Sesampainya di Kapel Sistina, setiap kardinal mengucapkan sumpah untuk mematuhi aturan pemilihan dan menjaga kerahasiaan. Setelah itu, Master Upacara Liturgi Kepausan akan mengucapkan “Extra omnes”, menandakan bahwa ruangan tersebut hanya dapat diakses oleh mereka yang terlibat langsung dalam konklaf. Kapel Sistina kemudian dikunci dari dunia luar.

Proses Pemungutan Suara

Konklaf berlangsung sepenuhnya dalam kondisi tertutup. Kardinal-kardinal dilarang menggunakan telepon, internet, membaca koran, atau menonton televisi. Semua bentuk komunikasi eksternal dibatasi secara ketat. Setiap kardinal memberikan suara dalam wadah yang diletakkan di hadapan lukisan Penghakiman Terakhir karya Michelangelo, dengan sumpah bahwa pilihan mereka berdasarkan keyakinan spiritual, bukan kepentingan duniawi.

Pada hari pertama, biasanya hanya ada satu kali pemungutan suara. Pada hari-hari berikutnya, pemungutan suara dilakukan dua kali di pagi hari dan dua kali di sore hari. Seorang kandidat harus mendapatkan dukungan dua pertiga suara untuk terpilih sebagai paus. Jika dalam tiga hari belum ada hasil, proses dihentikan sementara untuk refleksi dan doa bersama yang dipimpin oleh Kardinal Proto-Diakon.

Saat Paus Terpilih

Ketika seorang kandidat mencapai dua pertiga suara, Kardinal Pietro Parolin akan bertanya apakah ia menerima pemilihan tersebut sebagai paus. Setelah menerima, paus baru secara otomatis menjadi Uskup Roma dan Pemimpin Gereja Katolik. Kardinal kemudian menyampaikan penghormatan dan sumpah kesetiaan. Paus baru kemudian mengenakan jubah putih di Ruang Air Mata, dan Kardinal Proto-Diakon akan menyampaikan pengumuman di balkon Basilika Santo Petrus dengan kalimat "Annuntio vobis gaudium magnum: Habemus Papam!" ("Aku memberitahukan kepada kalian kabar sukacita besar: Kita telah memiliki Paus!").

Paus baru kemudian memberikan berkat pertama, Urbi et Orbi, di hadapan umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, disambut dengan sorak dan air mata haru. Beberapa hari setelahnya, paus baru akan menjalani upacara pelantikan resmi dan menerima kepemilikan Tahta Kepausan.

Daftar Negara Asal Peserta Konklaf 2025

Eropa (53 kardinal)

  • Belgia (11)

  • Bosnia-Herzegovina (1)

  • Kroasia (1)

  • Prancis (5)

  • Jerman (3)

  • Hungaria (1)

  • Italia (17)

  • Lithuania (1)

  • Luksemburg (1)

  • Malta (1)

  • Belanda (1)

  • Polandia (4)

  • Portugal (4)

  • Serbia (1)

  • Spanyol (5)

  • Swedia (1)

  • Swiss (2)

  • Inggris Raya (3)

Asia (23)

  • China (1)

  • Timor Leste (1)

  • Yerusalem (1)

  • Jepang (2)

  • India (4)

  • Indonesia (1)

  • Iran (1)

  • Irak (1)

  • Korea Selatan (1)

  • Malaysia (1)

  • Mongolia (1)

  • Myanmar (1)

  • Pakistan (1)

  • Filipina (3)

  • Singapura (1)

  • Sri Lanka (1)

  • Thailand (1)

Afrika (18)

  • Aljazair (1)

  • Burkina Faso (1)

  • Tanjung Verde (1)

  • Republik Afrika Tengah (1)

  • Republik Demokratik Kongo (1)

  • Etiopia (1)

  • Ghana (1)

  • Guinea (1)

  • Pantai Gading (2)

  • Kenya (1)

  • Madagaskar (1)

  • Maroko (1)

  • Nigeria (1)

  • Rwanda (1)

  • Tanzania (1)

Amerika Selatan (17)

  • Argentina (4)

  • Brasil (7)

  • Chile (1)

  • Kolombia (1)

  • Ekuador (1)

  • Paraguay (1)

  • Peru (1)

  • Uruguay (1)

Amerika Utara (16)

  • Amerika Serikat (10)

  • Meksiko (2)

  • Kanada (4)

Amerika Tengah (4)

  • Kuba (1)

  • Guatemala (1)

  • Haiti (1)

  • Nikaragua (1)

Oseania (4)

  • Australia (1)

  • Selandia Baru (1)

  • Papua Nugini (1)

  • Tonga (1)

Profil Penulis:
Profile picture of Asgar

Asgar

Berbekal passion terhadap literasi dan penelitian, seorang yang berkomitmen menciptakan karya bermakna yang bisa menjembatani antara pengetahuan dengan kehidupan di sekitarnya.


Artikel Terkait

Cover for Apa Itu Efesiensi

Apa Itu Efesiensi

Ditulis Oleh

Rahmat Adnan Lira

pada

May 2025

Bayangkan kamu sedang memasak di dapur. Ada dua cara untuk membuat masakan favoritmu. Cara pertama, kamu menghabiskan ba

Cover for Apa Itu Bakteri E. coli dan Salmonella Serta Bahayanya?

Apa Itu Bakteri E. coli dan Salmonella Serta Bahayanya?

Ditulis Oleh

Rahmat Adnan Lira

pada

May 2025

Pernahkah Anda mendengar tentang bakteri E. coli atau Salmonella? Kedua bakteri ini sering muncul dalam berita ketika ad