2025: Titik Awal Kehadiran Generasi Beta

Ditulis Oleh Asgar Pada Jan 2025

Generation Beta (merekamindonesia.com)

Tahun 2025 menjadi awal kelahiran generasi beta yang menggantikan generasi sebelumnya yakni Gen Alpa dan Gen Z. Istilah Generasi Beta pertama kali diperkenalkan oleh pakar demografi dan peneliti sosial, yakni Mark McCrindle pada tahun 2008.

Tahukah sobat media? Generasi Beta adalah kelompok usia yang lahir antara tahun 2025 hingga 2039. Generasi Beta disebut-sebut sebagai generasi pertama yang akan menjadi digital-native. Kelompok usia ini memiliki beberapa karakteristik yang unik. Mereka akan hidup berdampingan dengan kecerdasan buatan (AI), otomatisasi, dan teknologi seperti realitas virtual dan realitas augmentasi yang menggabungkan elemen nyata dengan elemen digital. Teknologi ini bukan sekadar alat, tetapi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.

Dilansir dari Only My Health, Generasi Beta diprediksi akan tumbuh dalam dunia yang digerakkan oleh teknologi. Sejak kecil, mereka sudah terbiasa menggunakan teknologi seperti smartphone, tablet, bahkan sampai mainan interaktif. Teknologi sudah menjadi bagian penting dalam keseharian mereka. Jika generasi sebelumnya harus bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi, Generasi Beta sudah lahir ke dalamnya. Mereka menjadi anak-anak yang mengenal dunia melalui layar sentuh, digital, dan perangkat pintar yang ada di sekitar mereka. Kehidupan mereka dipenuhi dengan kemudahan dan tantangan yang dibawa oleh digital yang begitu pesat ini.

Generasi Beta dibesarkan oleh orang tua Milenial dan Generasi Z yang memiliki kemampuan beradaptasi, menjunjung tinggi kesetaraan dan kesadaran dalam bidang lingkungan, yang akan membuat Generasi Beta akan menjadi lebih berpikiran global dan kolaboratif dibandingkan sebelumnya. Akan tetapi, dengan adanya paparan yang intens terhadap media digital sangat berisiko meningkatkan kecanduan teknologi yang dapat memengaruhi kesehatan mental mereka. Dengan perkembangan teknologi dan otomatisasi, pola kerja akan berubah sangat drastis. Generasi Beta harus siap menghadapi tantangan ekonomi yang begitu dinamis.

Karakteristik Generasi Beta

Tumbuh dengan Teknologi; Generasi Beta lahir di zaman yang benar-benar dikelilingi oleh teknologi canggih. Dari usia dini, mereka sudah terbiasa menggunakan perangkat pintar. Bahkan, banyak mainan yang mereka gunakan sudah dilengkapi dengan teknologi interaktif, seperti robot mainan yang bisa berbicara atau aplikasi belajar berbasis augmented reality (AR). Hal itu membuat mereka tidak lagi melihat teknologi sebagai sesuatu yang asing atau rumit, tetapi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

Kreatif dan Mudah Beradaptasi; Perubahan teknologi yang cepat memaksa Generasi Beta untuk berpikir kreatif dan cepat beradaptasi. Mereka akan menghadapi situasi di mana pekerjaan, pendidikan, dan bahkan cara bersosialisasi selalu berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Kemampuan mereka untuk menemukan solusi baru, berpikir out of the box, dan belajar hal-hal baru dengan cepat akan menjadi ciri utama yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya.

Lebih Peduli pada Lingkungan; Generasi Beta juga tumbuh pada era di mana isu lingkungan menjadi perhatian utama dunia. Dengan semakin maraknya kampanye kesadaran lingkungan, mereka akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menjaga bumi. Mulai dari menggunakan produk ramah lingkungan hingga mendukung energi terbarukan. Mereka diprediksi menjadi generasi yang aktif menciptakan inovasi untuk mengatasi masalah lingkungan. Kesadaran ini kemungkinan besar berasal dari pendidikan sejak dini dan pengaruh media yang semakin gencar mengangkat isu perubahan iklim.

Sobat media perlu tahu, meskipun teknologi memberikan banyak manfaat, tetapi kehidupan Generasi Beta juga dihadapkan pada tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah paparan mereka terhadap teknologi yang berlebihan. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar dapat memengaruhi perkembangan sosial dan emosional mereka.

Selain itu, ketergantungan yang tinggi terhadap teknologi membawa potensi risiko lainnya, seperti kecanduan digital, penyalahgunaan data, dan terjadinya penurunan kemampuan berpikir kritis jika anak-anak terlalu mengandalkan teknologi yang ada. Hal ini menuntut orang tua dan pendidik untuk lebih waspada dan memberikan bimbingan yang bijak dalam memanfaatkan teknologi.

Maka dari itu sobat media, sebagai orang tua, pendidik, atau masyarakat umum, kita perlu menyesuaikan cara kita membimbing Generasi Beta. Mengajarkan nilai-nilai moral, melatih kreativitas, dan mendukung mereka untuk berpikir kritis.

Profil Penulis:
Profile picture of Asgar

Asgar

Berbekal passion terhadap literasi dan penelitian, seorang yang berkomitmen menciptakan karya bermakna yang bisa menjembatani antara pengetahuan dengan kehidupan di sekitarnya.


Artikel Terkait

Cover for Bahaya Makanan dan Minuman Manis Berlebih untuk Anak

Bahaya Makanan dan Minuman Manis Berlebih untuk Anak

Ditulis Oleh

Rahmat Adnan Lira

pada

Apr 2025

Siapa yang tidak suka makanan dan minuman manis? Anak-anak sering kali sulit menolak cokelat, permen, atau minuman berso

Cover for Keadilan Islam dan Kesetaraan Gender?

Keadilan Islam dan Kesetaraan Gender?

Ditulis Oleh

Rahmat Adnan Lira

pada

Apr 2025

Ketika mendengar kata “feminisme,” mungkin sebagian dari kita langsung terbayang tentang perjuangan perempuan untuk kese